Gambaran Bagaimana Cara Kita Mati Kelak
Bagaimana Cara Hidup Kita, Begitu Cara Mati Kita Kelak
(Alhabib Quraisy Baharun)
(Alhabib Quraisy Baharun)
Setiap manusia akan meninggal dunia, yang membedakan adalah bagaimana dan dalam keadaan seperti apa nyawa kelak akan dicabut. Seperti apa hidup seseorang, begitu pula keadaan matinya.
Demikian disampaikan Alhabib Quraisy Baharun, Pimpinan Ponpes As- Shidqu Kuningan Jawa Barat pada saat kegiatan majelis mingguan Jalsah Itsnain Majelis Rasulullah SAW Jawa Barat, Senin ( 18/09/2017).
“Perhatikan cara hidup kita, seperti itulah cara mati kita kelak, dan itu pilihan hidup,” ujarnya.
Alhabib Quraisy Baharun menjelaskan, bahwa ada 2 jalan hidup manusia. Yakni jalan hidup orang yang baik dan jalan hidup orang yang semaunya (baca; jahat).
Maka tak heran orang-orang yang baik (sholeh) Allah cabut nyawanya dalam keadaan baik pula, yang gemar baca Al-Qur'an Allah cabut nyawanya dalam keadaan membacanya, Hadir majelis ilmu, gemar berbuat amal sholeh selalu Mati nya dalam keadaan husnul khotimah.
Dan begitu juga sebaliknya para ahli maksiat selalu juga dicabut dalam keadaan sedang maksiat dan mati dalam keadaan buruk, naudzubillah!
Pimpinan Jalsah Itsnain Majelis Rasulullah SAW Jawa Barat
ini juga menambahkan, bahwa dahulu Umar bin Khatab tidak ingin berlama-lama hidup di dunia kecuali karena tiga hal.
“Yakni untuk berdakwah di jalan Allah, berpayah-payah untuk shalat malam, dan hidup bersama di tengah orang-orang sholeh,” paparnya.
Untuk itu, Alhabib Quraisy berpesan agar jangan sampai kita termasuk hamba yang menyesal setelah mati nanti.
“Jangan sampai kita seperti yang diceritakan dalam surat Al-Munafikun yang menyesal dan meminta untuk dihidupkan kembali barang sebentar saja,” pungkasnya.
Untuk soal dunia, perhatikan bahwa :
اعمل لدنياك كأنك تعيش أبداً ، واعمل لآخرتك كأنك تموت غداً
“I’mal lidunyaaka ka-annaka ta’isyu abadan, wa’mal li-aakhiratika ka-annaka tamuutu ghadan.”
[Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau hidup selamanya. Beramallah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati besok].
Adapun untuk urusan akhirat, maka beramallah untuk urusan akhiratmu seakan-akan engkau akan mati besok. Maksudnya kita diperintahkan untuk segera melakukan amalan shalih, jangan menunda-nundanya.
Anggap kita tak bisa lagi berjumpa lagi dengan esok hari. Bahkan kita katakan, bisa jadi kita mati sebelum esok tiba. Karena siapa pun kita tak mengetahui kapan maut menghampiri.
Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma pernah menyatakan,
إذا أصبحت فلا تنتظر المساء ، وإذا أمسيت فلا تنتظر الصباح ، وخذ من صحتك لمرضك ، ومن حياتك لموتك
“Jika engkau berada di pagi hari, jangan tunggu sampai petang hari. Jika engkau berada di petang hari, jangan tunggu sampai pagi. Manfaatkanlah waktu sehatmu sebelum datang sakitmu. Manfaatkanlah waktu hidupmu sebelum datang matimu.” (HR. Bukhari)
Perhatikan cara hidup kita, seperti itulah cara mati kita kelak, dan itu pilihan hidup.
Apa yang kita harapkan?
Mati dalam keadaan baik (husnul khotimah) atau dalam keadaan buruk (su'ul khotimah). ??
____________
SILAHKAN SHARE / LIKE FANPAGE Alhabib Quraisy Baharun UNTUK TERUS MENDAPATKAN ILMU YANG JELAS SANADNYA.
Demikian disampaikan Alhabib Quraisy Baharun, Pimpinan Ponpes As- Shidqu Kuningan Jawa Barat pada saat kegiatan majelis mingguan Jalsah Itsnain Majelis Rasulullah SAW Jawa Barat, Senin ( 18/09/2017).
“Perhatikan cara hidup kita, seperti itulah cara mati kita kelak, dan itu pilihan hidup,” ujarnya.
Alhabib Quraisy Baharun menjelaskan, bahwa ada 2 jalan hidup manusia. Yakni jalan hidup orang yang baik dan jalan hidup orang yang semaunya (baca; jahat).
Maka tak heran orang-orang yang baik (sholeh) Allah cabut nyawanya dalam keadaan baik pula, yang gemar baca Al-Qur'an Allah cabut nyawanya dalam keadaan membacanya, Hadir majelis ilmu, gemar berbuat amal sholeh selalu Mati nya dalam keadaan husnul khotimah.
Dan begitu juga sebaliknya para ahli maksiat selalu juga dicabut dalam keadaan sedang maksiat dan mati dalam keadaan buruk, naudzubillah!
Pimpinan Jalsah Itsnain Majelis Rasulullah SAW Jawa Barat
ini juga menambahkan, bahwa dahulu Umar bin Khatab tidak ingin berlama-lama hidup di dunia kecuali karena tiga hal.
“Yakni untuk berdakwah di jalan Allah, berpayah-payah untuk shalat malam, dan hidup bersama di tengah orang-orang sholeh,” paparnya.
Untuk itu, Alhabib Quraisy berpesan agar jangan sampai kita termasuk hamba yang menyesal setelah mati nanti.
“Jangan sampai kita seperti yang diceritakan dalam surat Al-Munafikun yang menyesal dan meminta untuk dihidupkan kembali barang sebentar saja,” pungkasnya.
Untuk soal dunia, perhatikan bahwa :
اعمل لدنياك كأنك تعيش أبداً ، واعمل لآخرتك كأنك تموت غداً
“I’mal lidunyaaka ka-annaka ta’isyu abadan, wa’mal li-aakhiratika ka-annaka tamuutu ghadan.”
[Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau hidup selamanya. Beramallah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati besok].
Adapun untuk urusan akhirat, maka beramallah untuk urusan akhiratmu seakan-akan engkau akan mati besok. Maksudnya kita diperintahkan untuk segera melakukan amalan shalih, jangan menunda-nundanya.
Anggap kita tak bisa lagi berjumpa lagi dengan esok hari. Bahkan kita katakan, bisa jadi kita mati sebelum esok tiba. Karena siapa pun kita tak mengetahui kapan maut menghampiri.
Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma pernah menyatakan,
إذا أصبحت فلا تنتظر المساء ، وإذا أمسيت فلا تنتظر الصباح ، وخذ من صحتك لمرضك ، ومن حياتك لموتك
“Jika engkau berada di pagi hari, jangan tunggu sampai petang hari. Jika engkau berada di petang hari, jangan tunggu sampai pagi. Manfaatkanlah waktu sehatmu sebelum datang sakitmu. Manfaatkanlah waktu hidupmu sebelum datang matimu.” (HR. Bukhari)
Perhatikan cara hidup kita, seperti itulah cara mati kita kelak, dan itu pilihan hidup.
Apa yang kita harapkan?
Mati dalam keadaan baik (husnul khotimah) atau dalam keadaan buruk (su'ul khotimah). ??
____________
SILAHKAN SHARE / LIKE FANPAGE Alhabib Quraisy Baharun UNTUK TERUS MENDAPATKAN ILMU YANG JELAS SANADNYA.
Komentar
Posting Komentar