PEMUDA ASWAJA VS ATHEIS

Foto Febrian Pratama.

( Guru Mulia Al Alim Al Allamah Al Musnid Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz Bin Syech Abu bakar bin Salim )
------------------------------
Ada seorang atheis yang memasuki sebuah masjid. Dia mengajukan 3 pertanyaan yang hanya boleh di jawab dengan akal,
maksudnya tidak boleh dijawab dengan dalil naqli karena dalil itu hanya di percaya oleh pengikutnya.


Jika menggunakan dalil naqli,
maka justru diskusi ini tidak akan menghasilkan apa-apa ?.

Pertanyaan atheis itu adalah :

1). Siapa yang menciptakan Allah ?
bukankah semua yang ada di dunia karena ada penciptanya ?
bagaimana mungkin Allah ada jika tidak ada penciptanya ?.

2). Bagaimana caranya manusia bisa makan dan minum tanpa buang air ?
bukankah itu(manusia makan dan minum tanpa buang air)
janji Allah bagi penghuni surga ?
jangan pakai dalil naqli tapi pakai akal.

3). Ini pertanyaan yang ketiga,
kalau iblis itu terbuat dari api,
lalu bagaimana bisa Allah SWT menyiksanya di dalam neraka ?
bukankah neraka juga dari api ?.

Tidak ada satu pun jama'ah yang bisa menjawab kecuali seorang pemuda.

Pemuda itu menjawab satu-persatu pertanyaan atheis.

1]. Apakah engkau tahu, sebagaimana angka 2 adalah 1+1 atau 4 adalah 2+2,
dari angka berapakah angka 1 itu berasal ?.

Atheis itu diam membisu.
Jika kamu tahu bahwa 1 itu adalah bilangan tunggal, dia bisa
mencipta angka lain (1+1=2) tapi dia tidak tercipta dari angka apa pun,
maka apa kesulitanmu memahami bahwa Allah itu dzat Yang Maha Tunggal,
Yang Maha Mencipta tapi tidak bisa diciptakan ?.

2]. Saya ingin bertanya kepadamu, apakah kita ketika dalam perut ibu kita semua makan ?
apakah kita juga minum ?
kalau memang kita makan dan minum, maka bagaimana kita buang air ketika dalam perut ibu kita dulu ?
jika anda percaya bahwa kita dulu makan dan minum di perut ibu kita dan tidak buang air di dalamnya, maka apa kesulitanmu mempercayai bahwa di surga kita akan makan dan minum juga tanpa buang air ?.

3]. Sebelum menjawab pertanyaan yang ketiga, pemuda itu menampar si atheis dengan keras.

Si atheis marah dan kesakitan sambil memegang pipinya. Si atheis pun marah-marah kepada pemuda itu, tapi pemuda itu menjawab :

“Tanganku ini terlapisi kulit, tanganku ini dari tanah dan pipi anda terlapisi kulit, terbuat dari tanah juga.

Lalu jika keduanya(tangan dan pipi) terlapisi kulit dan terbuat dari tanah, maka bagaimana anda bisa kesakitan ketika saya tampar ?.

Bukankah keduanya juga tercipta dari bahan yang sama sebagaimana syetan dan api neraka ?.

Si atheis itu ketiga kalinya terdiam.

Itulah pemuda yang Islami, pemuda yang berbudi tinggi, berpengetahuan luas, berfikiran bebas tapi tidak liberal dan tetap terbingkai manis dalam indahnya aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jadwal Haul Para Ulama dan Habaib di Bulan Sofar

MUSYTAQ JIDDAN YAA HABIBANA

10 KEKHUSUSAN NABI MUHAMMAD SAW